Air mata yang berbicara

Kudapati dirinya termenung
Di jendela kamar yang selalu terbuka

Ketika ku lewat di samping rumahnya
Bibirnya tak pernah berkata
Namun, matanyalah yang selalu berbicara
Seakan kurasakan jeritan yang begitu mengiang

Tak lama air matanya menetes di pipi
Begitu ingin aku menghapusnya

Namun, apa daya
Aku tak dapat melakukannya

Kudapati lagi dirimu menangis
Tangisanmu yang begitu menjadi
Aku tak kuasa melihatmu

Suatu senja, kudapati dirimu tersenyum
Namun, senyummu halanyalah kepalsuan
Lebih indah kunikamati tangisanmu daripada senyum palsumu

Related Posts:

0 Response to "Air mata yang berbicara"

Posting Komentar